Mengetuk Pintu Fitrah

    Kebanyakan manusia mengira mereka sama sekali tidak memilikifitrah. Dianggap sama sekali tidak beragama. Namun cobalah kita pergi menjenguk mereka. Cobalah kita gerakkan fitrah mereka itu. Cobalah kita hidupkan fitrah itu dalam hati mereka. Mari kita siram fitrah mereka dengan air hidayah. Sehingga pada suatu saat mereka akan mendatangi kita. Kita akanmenemukan mereka disamping kita, dimajelis ilmu, didalam sholat, dan didalam ceramah kita.

    Dalam hal ini, kita juga bersalah. Mengapa kita tidak pergi menemui mereka?Mengapa kita tidak memberikan cinta kita kepada mereka. dan enggan bersamanya?

    Demikian juga mereka memiliki kesalahan, karena tidak mencari cahaya pentunjuk. Mereka tidak mencari hidayah dan mereka tidak pernah sekalipun menempatkan diri mereka dalam ceramah agama dan majelis-majelis ilmu.

    Mereka sudah terlalu sering menghabiskan waktunya dikafe, diwarung kopi, klub, dan jalan-jalan. Sangat disayangkan, mereka tidak pernah sekalipun mencoba rasa hidayah dan kilauan cahaya. 

    Sesungguhnya pentunjuk dan rambu-rambu Rasulullah berada dimasjid, Cahaya-cahayanya juga berada dimasjid. Undang-undangnya ada dimasjid.begitu juga dengan siroh ( sejarah hidupnya ) yang kekal dan penuh berkah, serta ajarannya yang lurus. Semua itu berada dimasjid.  Oleh karenanya, kita harus mengajak mereak supaya datang ke maasjid. Karena Rasulullah bersabda:

"Demi Allah, Allah memberikan petunjuk kepada seorang lelaki melalui kamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah."

    Saya juga berbicara dengan kecemburuan dan ghirah yang tertanam didalam diri mereka. Apabila harga diri salah seorang diantara mereka terinjak-injak dan terhina, dia akan berubah menjadi singa yang meraung ganas. Sudah selayaknya rasa cemburu ini hidup dan terpatri dalam hatinya, sehingga menjadi seperti cemburunya Sa'ad bin Ubadah, pemimpin kabilah Al-Khazraj. Tatkala Sa'ad bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, kalau salah seorang diantara kami mendapat istrinya bersama lelaki lain, apa yang dia lakukan?"

    Rasulullah menjawab, "Hendaknya dia pergi, lalu dia mengajukan empat orang saksi." Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, saya membiarkan lelaki itu bersama istriku, lalu saya mengumpulkan empat orang saksi? Demi Allah wahai Rasulullah, saya akan memukul istriku dan lelaku itu dengan pedang yang terhunus."

    Maka Rasulullah bersabda, "Tidakkah kamu merasa kagum dengan kecemburuan Sa'ad ini? Sesungguhnya aku sendiri lebih cemburu daripada dia, dan Allah lebih cemburu lagi daripada aku."

Langganan via Email...

0 Response to "Mengetuk Pintu Fitrah"

Post a Comment