Mengenal Rasulullah

    Keistimewaan Nabi saw. bahwa apabila beliau mendirikan salat, ia dapat memandang orang yang dibelakangnya seperti halnya beliau memandang orang yang ada di depannya. Aisyah berkata : "Adalah Nabi saw. dapat melihat didalam gelap seperti halnya beliau melihat di waktu terang."

  Abu Hurairah berkata : "Saya tidak melihat seseorang yang lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw, seolah-olah bumi ini berlipat baginya, kami telah mengeluarkan banyak tenaga, tetapi beliau berjalan biasa tanpa mengeluarkan tenaga."

  Tentang tertawanya, beliau menunjukkan kegirangan hatinya dengan senyum. Bila ia berpaling, maka ia berpaling dengan keseluruhan badannya. Bila ia berjalan, ia bergerak dengan tangkas.

  Tentang kefasihan lisan dan retorika ( balagh ) nya ia sangat sempurna. Kata-katanya singkat dan padat. Lafazdnya fasih dan lancar tanpa dibikin-bikin. Ia mengetahui berbagai dialek arab, sehingga ia dapat berbicara dengan setiap umat dengan menggunakan bahasa ( dialek ) daerahnya masing-masing.

  Adapun tentang perkara tingkah-laku yang berupa akhlaq terpuji, adab susila dan sopan santun serta budi pekerti luhur, maka itu merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Nabi saw. dalam wujudnya yang paling sempurna sebagaimana disanjung Allah kepadanya, "Sesungguhnya engkau mempunyai akhlaq yang agung." Berkata Aisyah ra. : "Akhlaq Rasulullah SAW. adalah Al-Quran. Dia rela dengan relanya Al Quran dan dia murka dengan murkanya Al Quran." Nabi bersabda, "Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia."

  Tentang kesabaran dan pemaaf nabi dapat diketahui ketika beliau berdakwah di Thaif. Ia memaafkan mereka meski mereka bertindak sadis kepadanya.

  Tentang kemurahan hatinya Nabi saw. dapat diikuti cerita sahabat beliau, Ibnu Abbas, bahwa pernah ada orang yang mengantarkan uang kepada beliau, sebagai hadiah. Hadiah itu sebanyak 70.000 dinar, uang itu diletakkan beliau diatas tikar. Sambil duduk bersila, uang itu dibagi-bagikan kepada kaum fakir miskin, dan beliau belum mau berdiri sebelum uang itu habis. Setelah uang itu habis, ternyata masih ada orang fakir miskin yang datang meminta kepada Rasulullah. Maka beliau berkata kepada orang tersebut : "Sekarang saya sudah tidak punya apa-apa lagi, tetapi silahkan kamu berutang atas nama saya, nanti saya bayar !" Melihat yang demikian, berkatalah Umar bin Khattab kepada beliau, "Allah tidak akan memberati engkau apa yang engkau tidak mampu melakukannya." Umar berkata yang demikian karena rasa sayangnya kepada Rasulullah saw. yang harus memberati dirinya dengan uang demi untuk memenuhi permintaan orang lain.

 Tentang tawadhunya ( rendah diri ) Nabi dapat dibuktikan, bahwa beliau tidak mau dikultuskan ( disucikan atau didewa-dewakan ) orang. Ketika para sahabat berdiri menghormati kedatangannya, maka beliau suruh semuanya duduk dan beliau berkata, "Jangan kamu berdiri menghormati kedatanganku seperti halnya orang-orang ajam berdiri menghormati pembesar-pembesar mereka. Jangan kamu dewakan aku seperti halnya kaum nasrani menuhankan Isa anak Maryam. Aku ini seorang hamba, dan karena itu panggilah aku "Abdullah warasuluhu."

Wallahu a'lam bissowab.

Langganan via Email...

0 Response to "Mengenal Rasulullah"

Post a Comment