8. Ciut nyali, Merasa GAGAL dan PUTUS ASA

Banyak diantara para pemuda yang memiliki rasa putus asa terhadap masyarakat. Anda bisa katakan kepada sebagian diantara mereka, "Mengapa kamu tidak mendakwahi tetangga-tetanggamu?", "Tak ada kebaikan dalam diri mereka."

"Mengapa kamu tidak memberi pengaruh kepada orang lain?" Ia tentu jawab, "Tidak. Biarkan saja mereka! Jangan sibukkan diri anda mengurus mereka! Mereka itu telah dikunci mati oleh Allah hatinya, pendengarannya, dan penglihatannya."

Anda akan temukan sebagian diantara mereka ketika menyampaikan ceramah, masyarakat tidak menerima dakwahnya. Ia menggunakan kata-kata keras, "Semoga Allah menghancurkan kalian, semoga Allah membinasakan kalian!"

Kata-kata seperti ini tidak ada dalam kamus Muhammad SAW, Nabi yang difirmankan Allah sebagai:

"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Al-Qalam: 4)

Anda bisa melihat seorang pemuda datang menemui anda dan berkata, "Bagaimana pendapat anda tentang keluarga saya; Allah telah memberi hidayah kepada saya; saya dakwahi seisi rumah siang dan malam, secara diam-diam dan terang-terangan, satu bulan penuh?"

Kita jawab, "Sebulan tidaklah cukup. Rasulullah selama sepuluh tahun memahamkan satu kalimat saja kepada manusia di Makkah. Sementara Nabi Nuh, selama sembilan ratus lima puluh tahun. Jadi anda harus bersabar."

Ia berkata, "Tidak. Kalaulah Allah menghendaki kebaikan untuk mereka pasti mereka diberi Allah petunjuk. Saya betul-betul ingin menginggalkan keluarga saya."

Hal seperti inilah yang termasuk perasaan gagal dan putus asa.

Termasuk juga, sebagian pemuda yang melihat masyarakat dengan pandangan hitam. Ia hanya melihat sisi negatif masyarakat saja.

Sebaliknya, sebagian pemuda justru terlalu optimis. Dalam hal ini, kedua-duanya tidak benar.

Semestinya tidak ada perasaan gagal dan putus asa terhadap rahmat Allah. Orang yang menyangka dirinya kelak akan memperbaiki seluruh dunia, hanyalah menghayal saja. Rasulullah SAW sendiri tidak melakukan hal itu.

Nabi Muhammad SAW pernah shalat dimasjid, sementara dibelakangnya terdapat orang-orang munafik.

Allah berfirman kepada beliau:

"Dan, sebahagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya."(Yusuf: 103)

"Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka." (Al-Ghasyyiyah: 22)

Sehingga, jika sang pemuda membayangkan bahwa semua orang harus berkomitmen, lurus, dan mendapatkan hidayah, ini adalah anggapan yang tidak benar. Hal seperti ini menyalahi ketentuan Allah di bumi ini.

Salah seorang ulama berkata, "Demi Allah, kalaulah ada orang yang shalih tinggal di puncak gunung, Allah pasti datangkan untuknya orang yang memusuhinya dipuncak gunung itu."

Orang-orang yang berlawanan pasti selalu ada.

Allah berfirman:

"Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang didalamya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hajj: 40)

"Dan seperti itulah, telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari (kalangan) orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong." (Al-Furqan:31)

Langganan via Email...

0 Response to "8. Ciut nyali, Merasa GAGAL dan PUTUS ASA"

Post a Comment