11. Tidak tahu Potensi Diri

    Banyak diantara rekan-rekan kita yang tidak mengetahui apa bakatnya, apa bidang yang cocok untuknya, karena ia tidak mempelajari dirinya sendiri.

    Banyak diantara psikolog yang menyarankan agar anda mempelajari diri sendiri. Artinya, anda kenali diri anda sendiri, dan hal apa yang mungkin bisa anda manfaatkan.

    Didalam hadits shahih, Rasulullah SAW menyebutkan, "Setiap orang diberi kemudahan sesuai dengan tujuan ia diciptakan." (HR. Muslim)

    Allah berfirman, "Dan, bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri), yang ia menghadap kepadanya."(Al-Baqarah:148)

    "Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing)."(Al-Baqarah:60)

    Allah ingin anda menjadi seorang dokter muslim, insinyur muslim, atau karyawan muslim, begitu seterusnya. Maka, sebaiknya anda mengarahkan potensi yang telah Allah berikan kepada anda, kemudian menekuninya, dan memperoleh manfaat darinya. Dengan begitu, anda akan berguna bagi Islam melalui bidang yang tampak kelihatan pada diri anda. Tidak bisa anda paksakan diri anda melakukan sesuatu yang tidak siap anda lakukan.

    Misalnya, anda bisa melihat sebagian rekan-rekan yang betul-betul ingin menjadi seorang khatib. Demi Allah ia tidak ditakdirkan Allah menjadi khatib. Namun, Allah mentakdirkannya menjadi orang yang menyuruh berbuat makruf (kebaikan), mencegah berbuat mungkar, berinfak di jalan Allah, menjadi orang kantoran yang sukses, pegawai yang ikhlas, dan pedagang yang jujur.

    Namun, ia ingin menjadi khatib (penceramah), padahal bakat tidak mendukungnya menjadi khatib.

    Kita juga tidak menginginkan seorang dokter menjadi mufti, karena orang-orang yang bisa berfatwa sudah banyak. Namun, melalui bidang kedokterannya, kita ingin ia menjadi dai, yang mengajak kejalan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Eza, membawa risalah Islam, mampu memberi pengaruh terhadap orang yang mengunjunginya dan berobat dengannya.

    Kita tidak inginkan seorang insinyur menjadi khatib atau penceramah, karena banyak orang yang bisa berceramah. Begitulah seterusnya.

    Maksud dari ucapan saya ini bahwa seorang pemuda harus mengetahui hal yang bisa berguna untuk Islam yang mungkin dilakukannya.

    Minimal, apabila seseorang tidak bisa menjadi dai, ia bisa menjadi perantara dakwah dijalan Allah. Contohnya, bersama-sama saudara dan teman-temannya, ia bisa membeli kaset Islami dan mengedarkannya kerumah orang lain, kesekolah-sekolah, dan mobil-mobil. Karena, Rasulullah SAW bersabda,

    "Sungguh, jika Allah memberikan hidayah kepada satu orang saya melalui perantara kamu, itu           lebih baik bagimu daripada unta merah (jenis unta yang terbaik.)"(HR. Bukhari dan Muslim)

    Ia pun menjadi dai dirumahnya, menjadi dai lewat perilaku dan akhlaknya. Ia berguna buat orang-orang yang tertimpa musibah, selalu bersama orang-orang yang ditimpa musibah, dan bermanfaat buat orang-orang yang miskin. Hal ini termasuk bentuk keikutsertaan.

Langganan via Email...

0 Response to "11. Tidak tahu Potensi Diri"

Post a Comment