5. Inferiority Complex atau Nggak Pe-de

    Kita semua adalah orang-orang yang selalu salah, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat. Karenanya, pintu taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat.

    Banyak di antara para pemuda yang mendapat hidayah, padahal dulunya sering berbuat kemaksiatan. Pemuda yang mendapat hidayah ini dulunya selalu melakukan hal-hal negatif. Mulai mencambuk dirinya sendiri dan mengkhawatirkannya, merasa dirinya hina dan tidak pantas berbuat kebaikan apa pun.

    Apabila anda katakan kepadanya, "Mengapa kamu tidak menjadi dai, khatib, atau penceramah?" Ia berkata, "Saya? Setelah melakukan perbuatan-perbuatan kriminal dan melalui masa lalu yang buruk itu saya memimpin umat? Saya tidak sanggup. Carilah orang selain saya!"

    Pemuda ini masih saja membenturkan dirinya sampai rela terhina dan rela dengan hasil yang sedikit. Sehingga ia berada dalam peran negatif dalam kehidupan dakwah dan sikap komitmen disebabkan oleh kekhawatiran tersebut.

    Mestinya, seorang pemuda harus berani melakukan kebaikan dan memotivasi dirinya untuk mendobrak berbagai kesulitan. Ia harus menunjukan bahwa dia mampu melakukannya dengan bantuan kekuatan dan kekuasaan Allah.

    Ia mesti ingat bahwa sahabt-sahabat Nabi yang senior seperti Umar RA. dulu pernah menyembah berhala dan melakukan dosa-dosa besar. Namun setelah bertaubat, mereka pun benar-benar berpindah menuju posisi-posisi yang tinggi di alam ghaib dan di dalam tingkatan-tingkatan ibadah (penghambaan kepada Allah).

    Anda mesti mengetahui bahwa Allah senang dengan taubat hamba-Nya. Ketika anda datang kepada Allah dengan membawa dosa-dosa sebesar bumi ini, kemudian anda bertaubat, niscaya Allah datang kepada anda dengan ampunan sebesar itu juga.

    Nabi Isa pernah melihat orang yang berbuat maksiat, lalu dibawanya orang itu ke Baitul Maqdis. Ketika mereka berdua sampai, orang yang berbuat maksiat tadi berkata, "Wahai Isa, tinggalkan aku. Aku takut mengotori Baitul Maqdis ini."

    Kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Isa, "Beritahukan kepada orang yang berbuat maksiat itu, bahwa Aku telah mengampuninya. Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, di sisi-Ku ucapannya sungguh lebih baik dari ibadah tujuh puluh tahun."

   Imam Ahmad pernah ditanya, "Apakah seorang hamba tetap begitu saja sampai merasa sempurna, kemudian baru berdakwah ke jalan Allah?" Ia jawab, "Wah... siapa orang yang sempurna?"

    Karenanya, ayo wahai pemuda Islam! Banyak bidang yang membutuhkan anda sekalian. Jangan sampai kelian mudah percaya dengan berbagai hasutan dan kesesatan.

Langganan via Email...

0 Response to "5. Inferiority Complex atau Nggak Pe-de"

Post a Comment