2. Pemuda yang Dilindungi Allah

    Dia dulunya seorang pemuda yang asing dengan agamanya, melupakan Tuhannya, dan melalaikan dirinya. Sampai-sampai karena dia merugikan orang lain, banyak orang yang mendoakan kebinasaan terhadapnya.

    Beberapa dai telah memberikannya nasihat, tetapi tidak dia dengarkan; dan memperingatkannya tapi tidka dia tanggapi. Ia hidup dalam kegelapan nafsu syahwatnya.

    Salah seorang dai pernah menemuinya. Ia menasihati pemuda tersebut, hingga membuatnya menangis. Dai itu menyangka pemuda tadi telah memenuhi seruan Allah dan Rasul SAW. Tapi tidak ada gunanya, pemuda itu kembali seperti semula seakan-akan tidak pernah mendengar nasihat apapun.

    Ia tidak mengenal masjid, bahkan shalat Jumat. Ia keluar dari rumahnya setelah waktu Isya bersama-sama kelompok berandalan, dan tidak pulang sampai menjelang Subuh, kemudian tidur sepanjang siang.

    Ia tinggalkan tugas dan sama sekali tidak bekerja, sehingga rugi dalam masalah agama serta dunia. Ibunya selalu meratapinya dengan tangisan karena melihat kenyataan hidup anaknya, bahkan sampai menginginkan anaknya mati saja.

    Ia tidur diselingi lagu-lagu dan bangun juga seperti itu. Di sekelilingnya gambar-gambar porno, dan komedi, serta segala yang dapat menghancurkan keimanan. Bahkan, diketahui sang pemuda ternyata mengkonsumsi narkoba, yang mengakibatkan akal dan jiwanya rusak.

    Begitu lama ia menyimpang dari Allah, sedangkan kemurahan Allah selalu melindunginya.

    Begitu lama ia membangkangi-Nya, sedangkan Allah masih memberinya waktu. Begitu banyak ia berbuat maksiat sedangkan nikmat Allah senantiasa mengelilinginya.

    Ia mendengar segalanya, kecuali Al-Quran. Ia mengetahui apa saja, kecuali masalah agama. Ia menyukai semua yang ada, kecuali zikir kepada Allah dan yang semisal.

    Subhanallah! Bagaimana hati bisa menjadi tenteram bila tidka pernah mengenal Allah? bagaimana inderanya bisa tinggal diam ketika ia berpaling dari Allah?

    Hari-hari hitamnya berlalu dengan maksiat, kotor berdebu dengan hal-hal yang bertentangan dengan agama.

    Salah seorang alim memikirkan cara baru guna mengeluarkan pemuda yang selalu berbuat maksiat ini dan kemaksiatannya. Cara itu adalah: menghadiahkan kaset islami, memasangnya dirumah dan mobil. Kaset Islami yang merekan ilmu, suara, dan pengaruh sang penceramah.

    Akhirnya orang tadi menghadiahi pemuda ini dengan kumpulan kaset, yang diharapkan dapat membawa pengaruh positif baginya. Diambilnya kaset itu dan hanya diletakkannya dimobil, tidak terlalu diperhatikan untuk mendengarkannya.

    Kemudian ia pergi melancong ke Dammam. Sepanjang jalan ia mendengar lagu dan nyanyian. Lalu mencoba mengganti waktu luangnya dengan mendengar sebuah kaset Islami. Ia ingin melihat bagaimana orang-orang ini berbicara serta bagaimana metode mereka dlaam retorika.

    Mulailah kaset tersebut memancarkan gelombang-gelombang iman. begitu jelas mengudara secara langsung dalam kebenaran, lewat siaran ikhlas.


    Sang pemuda pun mendengarkan kaset. Kaset itu berbicara tentang "Orang-orang yang Takut Kepada Allah." Kalimat demi kalimat sampai kehati sang pemuda, lalu menetap disana, didalam tempat yang kokoh. Berakhirlah kaset tadi, sementara sang pemuda mulai merenung untuk menerima hidayah yang disampaikan dalam kaset itu. Kekuatan-kekuatan yang ada dibenaknya beterbangan, dan ia melihat kembali hitungan amalnya beserta Allah.

    Ia pun memasang kaset kedua. Topiknya tentang "Orang-orang yang Bertaubat." Melalui pikirannya, sang pemuda berkelana menuju masa silamnya yang menyedihkan dan membuatnya menangis. Maka, kaset dan tangisannya saling beradu di tengah-tengah rangkaian nasihat tepat didepan hatinya. Seakan-akan lidah mengulang-ulangi ayat: "Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu." (Al-Anfal: 24)

    Ia semakin mandekati kota Dammam dan hampir saja mobilnya tak terkendali karena ia begitu terpengaruh isi kaset. Aliran iman benar-benar telah masuk kedalam jasadnya, dan benar-benar membuatnya bergetar.

وَتَرَى ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ صُنْعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ

"Dan, kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

    Lalu ia memasuki kota tersebut. Sementara titik-titik iman mulai meresap kerelung hatinya.

    Kehidupan telah berubah. Ia mulai melihat kehidupan dengan pandangan seorang hamba yang telah bertaubat. Padahal sebelumnya, ia melihat kehidupan dengan pandangan orang yang berpaling dan menyeleweng.

    Ia mulai ke masjid dan berwudhu dengan air yang bercampur air mata.

    Ia masuki masjid, lalu membuka lembaran kehidupannya dengan shalat dan memulai kehidupan yang baru.

    "Dan katakanlah, 'Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap." Sesungguhnya yang batil     itu adalah sesuatu yang pasti lenyap'." (Al-Isra': 81)

    Ia kembali menemui keluarganya dengan selamat dan mendapatkan kekayaan; selamat dari perbuatan-perbuatan maksiat, dan mendapat kekayaan berupa ketaatan. Ia memasuki rumahnya dengat raut wajah yang berbeda dengan raut wajah ketika pergi. Sebab, ia dulu pergi dengan wajah penuh maksiat, dosa, dan nista. Sekarang ia kembali dengan wajah putih karena cahaya ketaatan, taubat, dan kembali kepada Allah.

    Keluarganya pun terheran-heran. "Apa yang terjadi padamu hai anak muda? Ada apa?" Ia menjawab, "Telah terjadi satu hal terbesar dalam hidupku. Aku telah kembali kepada Allah. Aku telah mengetahui jalan menuju Allah."

    Mengalir air matanya, lalu air mata mereka pun mengalir bersamanya disebabkan bahagia. Dari matanya, berlinang air mata yang menjadi air mata kebahagiaan.

    Cahaya rumah bersinar, orang-orang saling memasang telinga dan mulai mendoakan orang yang telah bertaubat dan kembali sadar ini. Selamat baginya dengan ampunan Tuhan.

أُولَٰئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ ۖ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ

"Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (Al-Ahqaf: 16)

Langganan via Email...

0 Response to "2. Pemuda yang Dilindungi Allah"

Post a Comment