1. Atheisme dan Kafir Zindik

     Ajaran ini merupakan metode lama dan bukan sesuatu yang baru. Ajaran ini bukanlah buatan Karl Marx, Lenin, atau Hitler, namun sudah ada sejak zaman Fir'aun dan sebelum Fir'aun. Guru besar pertama ajaran ini adalah Iblis terlaknat.

    Nabi Musa A.S, seorang Rasul dari ajaran tauhid, berkata kepada Fir'aun:

    "Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb Yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa." (Al-Israa: 102).

    Sebenarnya Fir'aun terkutuk itu telah mengetahui bahwa tidak ada Rabb selain Allah. Dia telah mengetahui bahwa yang menciptakan langit ini adalah Allah dan yang menghamparkan bumi ini adalah Allah.

    "Tanyakanlah kepada seorang dokter yang disambar oleh kebinasaan, 'Wahai dokter siapakah             yang membinasakanmu?'
      
      Tanyakanlah kepada orang sakit yang selamat dan sembuh setelah semua tim medis tidak mampu       lagi untuk menyembuhkannya, 'Siapakah yang menyembuhkanmu?'
      
      Dan kepada lebah, tanyakan kepadanya, 'Wahai hewan yang terbang di lembah-lembah,         w         siapakah yang membuat madumu menjadi manis?'

      Apabila kamu melihat ular yang menyemburkan bisa (racun) nya, tanyakanlah kepadanya,                 'Siapakah yang menyisipkan racun-racun itu padamu?'

      Dan tanyakanlah kepadanya, 'Wahai ular, bagaimana kamu bisa hidup, sementara racun ini               memenuhi mulutmu?' "

      Subhanallah! Langit bersaksi, tidak ada Rabb selain Allah. Bumi juga bersaksi, tidak ada Rabb selain Allah. Begitu juga dengan air, angin, dan setiap makhluk yang terdapat di permukaan bumi ini bersaksi akan keagungan dan kemuliaan Allah. Akan tetapi, kekafiran mengubur ini hal seperti ini. Yang lebih parah dan lebih dahsyat lagi, para pengusung pemikiran seperti ini hendak menyerang dan masuk ke kawasan semenanjung Arab. Mereka hendak mengendarai bidang sastra ketika mereka telah berhasil dengan melalui bidang ekonomi.

     Sebelum empat puluh tahun yang lalu, Karl Marx dan Lenin sang penjagal, pembantai dan musuh bebuyutan hak asasi manusia ingin menjadikan semua manusia tidak beragama dan tidak mengakui keberadaan sang Pencipta. Mereka mengatakan, "Tidak ada Tuhan. Hidup ini hanyalah materi belaka."

    Haram bagi kawasan semenanjung Arab ini untuk murtad. Haram bagi salah seorang penduduknya untuk murtad dari agamanya. Baik ia seorang wartawan, sastrawan, maupun seorang pakar syair. Sesungguhnya surat kabar-surat kabar kita harus mencerminkan keislaman. Para pemikir dan penulis kita juga harus menjadikan Islam sebagai tolok ukur dan landasan utama bagi mereka. Allah berfirman: "Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (Al-An'aan: 162).

Manakala kita berlepas diri dari agama Islam ini, otomatis kita telah berlepas diri dari kemuliaan, keaslian, kejayaan, dan keagungan kita.

Langganan via Email...

0 Response to "1. Atheisme dan Kafir Zindik"

Post a Comment