3. Pemandulan Tekad

    Krisis ketiga yang dihadapi generasi muda Islam yang sering kita temukan dan faktanya ada di lapangan adalah pembiusan keinginan dan mematikan tekad. Penyakit ini datang dari seberang sana, dari bangsa Israel dan kaum Zionis Internasional.

Seorang penyair mengatakan:

"Wahai kaumku, apakah kamu mempunyai podium untuk pedang atau pena dihadapan bangsa-bangsa yang lain?


Bendera Israel meninggi pada pusara liang lahat dan dibawah naungan masjid-masjid kita.


Tidakkah kamu seperti gelombang lahapan api atau darah, ketika kematian menyerangmu?


Berapa banyak wanita muslimah yang berteriak, "Wahai (khalifah) Mu'tashim", bahkan memenuhi mulut-mulut anak kecil yang yatim.


Teriakan itu hanya mendengus pendengaran-pendengaran mereka saja. Namun dia tidak menyentuh gairah dan kesatriaan mereka."

    Kaum Zionis Internasional telah menyalakan perang tanpa kasih sayang untuk memerangi para pemilik jalan yang lurus, jalan para ulama, para juru dakwah dan para penuntutilmu. Dengan senjata tertenteng, mereka memberi cap: "Kaum ekstrim!"

    Sungguh kaum ekstrim sudah banyak kita temukan dan berkeliaran dilapangan. Tetapi bukan seperti yang diinginkan oleh Israel, dan bukan seperti penyebaran yang diinginkan oleh Israel dan antek-anteknya.

    Sesungguhnya sejak pertama kali Islam dateng, kaum ekstrim ini sudah ditemukan, yaitu ketika Al-Khawarij berdiri menentang Rasululah SAW. Ini adalah ekstriminisme. Tetapi kalau kebangkitan Islam dan kempali kepada Allah dijadikan dan dikatakan sebagai ekstrim, maka ini sangat tidak benar.

    Coba kita tanyakan kepada musuh-musuh Islam itu, apakah yang dimaksud dengan ekstrim? Memelihara shalat secara berjamaah dinamakan ekstrim? Membaca dan menghapal Al-Quran dikatakan ekstrim? Menghindari nyanyian murahan dan memanfaatkan waktu adalah ekstrim? Berdoa, Berdzikir, dan mencintai orang-rang shalih dikatakan ekstrim? Berdakwah, memahamkan dan mengajari manusia adalah ekstrim? Demi Allah, sama sekali tidak ekstrim. Akan tetapi ini adalah perbuatan musuh-musuh Islam yang senantiasa mengintai kita dari berbagai celah. Mereka hendak memalingkan kita dari agama kita.

    Ini adalah cara yang ditempuh musuh-musuh Islam dan sekutu-sekutu mereka dalam menggolongkan manusia. Ada yang menjadi pemuka agama, dan ada juga yang menjadi pemuka dunia. Hal ini adalah pembagian yang sangat bertentangan didalam Islam. Ketika kaum gereja menjadikan pemuka agama yang hanya mengurusi gereja saja, mereka tidak keluar dari gereja dan mereka senantiasa menetap didalamnya. Akhirnya gereja menjadi sesat dan kehilangan kendali. Islam tidak terdapat pembagian ini. Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."

    Hidup, mati, siang dan malam kita hanya untuk Allah Rabb semesta alam. Ketika ditengah-tengah kita terdapat golongan manusia yang mereka namakan pemuka agama, maka dikala itu juga akan terdapat perseteruan yang sengit dan pelik antara sesama manusia.


     Kita dikawasan Arab ini dan negara-negara Islam lainnya, masing-masing mengemban kalimat "Laa ilaaha Illallah."  Raja, amnir, petinggi, ulama, hakim, dan setiap individu kita mengemban kalimat "Laa ilaaha Illallah." Kita semua tidak terlepas dari tanggung jawab. Meskipun sistem, sarana dan cara kita berbeda-beda, tetapi payung kita hanya satu, yaitu "Laa ilaaha Illallah."


Abu Tammam mengatakan dalam syair Islaminya:

"Sesungguhnya tipu daya dari persaudaraan, sesungguhnya kami akan berlalu dan berjalan dalam persaudaraan yang erat selalu.

Atau air embun berbeda-beda, sementara air kami bening yang terkucurkan dari embun yang sama.

Atau perbedaan garis keturunan, dan yang menyatukan diantara kita adalah agama yang kita posisikan sebagai orang tua."
    Siapakah yang mendatangkan seorang Bilal bin Rabah RA, dari Habasyah dan mendudukkannya bersama-sama Abu Bakar RA seorang bangsawan Quraisy? Siapakah yang menjadikan Shuhaib Ar-Rumi RA ( dari bangsa Romawi) datang memeluk Umar bin Khattab RA dari Bani Tamim?
Siapakah yang mendatangkan Salman Al-Farisi RA (dari negeri Persia) sehingga dia menjadi saudara Ali bin Abi Thalib RA dari bangsa Quraisy? Islamlah yang mempersaudarakan mereka. Kalau tidak, coba kita lihat sebelum Islam datang. Abu Thalib, Abu lahab, Abu Jahal melihat Bilal bin Rabah RA hanyalah seorang hamba sahaya yang diperjual-belikan, seperti halnya seekor binatang. Akan tetapi, ketika Nabi Muhammad SAW datang, beliau memproklamirkan hak-hak asasi manusia.

    Sungguh sangat berdusta orang-orang yang mengatakan bahwa mereka memelihara hak-hak asasi manusia. Sama sekali tidak... Mereka tidak memelihara hak-hak asasi manusia, justru merekalah pemerkosa hak-hak asasi manusia! Karena hanya Rasulullah SAW saja yang berhasil memelihara hak-hak asasi manusia. Ini adalah sebuah fakta dan realitas yang tidak diragukan lagi.

    Salah seorang warga Amerika mati disebuah hutan belantara dibagian Afrika. Mereka menuntut kematiannya. Mereka membangunkan dan mendudukan semua penduduk dunia ini dan membuat mereka semua hebob. Bahkan Dewan Keamanan berkumpul, Perserikatan Bangsa-bangsa ikut campur. Sementara rakyat Pelastina, Afghanistan, Irak, Chechnya, Kashmir, Moro, dan lain-lain dibantai, dimusnahkan dan di bumi hanguskan, tak satu pun yang menuntut; tidak ada yang berkumpul dan tidak ada yang peduli.

Seorang penyair mengatakan:

"Pembunuhan terhadap seseorang dihutan belantara merupakan sebuah kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.


Sementara perbumihanguskan sebuah komunitas rakyat secara menyeluruh adalah permasalahan yang perlu di pertimbangkan."
    Umat Islam inilah yang memproklamirkan hak-hak asasi manusia, dan diproklamirkan langsung Nabi Muhammad SAW. Jadi, peperangan yang dihadapi oleh negara kita ini (Kerajaan Arab Saudi) adalah perang yang sangat sengit dan keras. Perang yang dihadapi para juru dakwah, para Ulama, dan para pemukanya ini adalah perang yang mengalirkan darah kaum muslimin dan memenggal kepala-kepala mereka. Hal itu akan tetap seperti itu, sampai kaum muslimin menyadari akan bahaya besar yang meliputi mereka. Siapakah orang yang merancangnya? Siapakah orang yang mengobarkan apinya dilapangan? Siapakah orang yang bertanggung jawab diatas itu semua? Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus ditemukan jawabannya.

Langganan via Email...

0 Response to "3. Pemandulan Tekad"

Post a Comment