4. Dari Hijaz menuju Afghanistan

    Saya menerima telepon yang berasal dari tempat turunnya wahyu (negeri Hijaz). Seorang pemuda berbicara kepada saya. Seorang pemuda yang telah kembali menuju Allah padahal dulunya merasa asing dengan-Nya, yang telah menyambut seruan-Nya padahal dulunya liar, dan telah mengenal-Nya padahal dulu mengingkari.

    Pemuda ini ikut terjun dalam dahsyatnya perang Afghanistan setelah mendapatkan hidayah Allah. Maha Suci Allah yang memberi hidayah kepada orang yang berpaling agar menjadi seorang mujahid (pejuang Islam); memberi petunjuk kepada orang yang menyeleweng agar menjadi ahli ibadah; dan mengembalikan orang yang sesat agar menjadi seorang dai.

    Dulunya, pemuda ini berada dalam kelalaian yang begitu nyenyak seperti yang diceritakannya sendiri. Dia memiliki teman-teman yang selalu mengajaknya berbuat kemaksiatan. Ia pun meninggalkan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama. Ia meiliki gitar yang selalu dipakainya melantunkan kata-kata sesat dan tak layak didengar. Dia tidak pernah tahu kapan ia akan melantunkan kata-kata penuh cahaya dan iman dalam hati. Suaranya memang bagus, tapi ia gunakan untuk menyanyi. Padahal, bagus juga sebenarnya kalau untuk membaca Al-Quran.

    Ia menjadi pecandu minuman keras, mengkonsumsi narkoba, dan meninggalkan shalat. Dikumpulkannya gambar-gambar porno dan disimpannya. Sebab, akal orang yang berpaling dari Allah sesungguhnya lemah, dan pikiran orang yang tersesat dari keimanan itu penuh kegelapan. Kebanyakan orang-orang yang gagal dalam belajar, tugas, dan pekerjaan adalah para pelaku maksiat.

    Kembalinya kejalan hidayah bukan secara tiba-tiba, melainkan secara bertahap, sehingga kebaikan benar-benar ada dalam dirinya. Kemudian menjadi besarlah kebaikan itu, dan tegak lurus di atas pokoknya. Walaupun dia keras kepala dan sering berbuat maksiat, namun orangnya periang, suka bercanda, dan masih punya tabiat baik. Ia masih berkenan kalau orang lain berbicara dengannya, dan mau mendengarkan ucapan mereka.

    Dia berkenan bila pemuda-pemuda yang komitmen beragama baik mengunjunginya.

    Mereka pun masuk rumahnya dengan tenang. Pada awalnya mereka tidak berbicara dengannya tentang sesuatupun. Kunjungan itu hanyalah berupa kunjungan yang diwarnai dengan canda tawa dan obrolan umum saja. Kiranya menjadi pembuka bagi kunjungan-kunjungan berikutnya.

    Mereka mengajak pemuda itu mengunjungi mereka. Lalu dipenuhinya ajakan tersebut. Sang pemuda sudah terbiasa dengan mereka dan mereka pun terbiasa dengan pemuda itu. Mereka banyak bercerita dengannya tentang hidayah, dan memberinya beberapa buku serta kaset.

    Ia pun akhirnya mulai mau shalat dan selanjutnya selalu menjaga shalat berjamaah. Keadaannya meningkat hingga ia berkomitmen dengan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW.

   Sekarang ia merasa tenteram dengan hidayah. Ia agungkan dirinya dengan turut bersama pasukan yang berjihad dijalan Allah. Ia turut serta berjuang bersama para mujahidin Afghanistan. Ia telah rasakan indahnya mempertahankan agama Allah. Pemuda itu beranjak dari suatu kebaikan menuju kebaikan lainnya. Semoga Allah menguatkan kita dan juga pemuda itu untuk selalu berada dalam kebenaran sampai kita menemui-Nya.

Langganan via Email...

0 Response to "4. Dari Hijaz menuju Afghanistan"

Post a Comment